05. Bandung - Jawa Barat

Selasa, 18 Desember 2018

Hari telah berganti, waktu telah menunjukkan hampir setengah satu dini hari dan kami masih sibuk mengganggu teman perempuan di kamar sebelah.

"Waah, ternyata begini ya tidur di hotel."
Aku bergumam di keheningan malam.
Lagi-lagi, ini adalah momen pertama bagiku untuk menginap di hotel. Bagi yang jarang atau bahkan tidak pernah, tidur di hotel ternyata enak. Kasur empuk, nyaman, dan udara sejuk.

***

Setelah tidur, pagi hari kami bangun dan sholat Shubuh di Mushollah yang terdapat di basement. Kami selesai sholat sekitar jam 5 pagi, sedangkan sarapan siap jam 6. Masih ada waktu free 1 jam yang aku gunakan untuk bercengkrama bersama Adit dan Abeng di kamar.

Sarapan dimulai.
Makanan dan minuman yang tersedia di hotel cukup banyak. Kami bisa memilih apapun. Mulai dari susu, jus apel, kopi, coco crunch, nasi, sambal, lauk-pauk hingga berbagai lalapan khas Sunda.
Sarapan hari ini diiringi musik khas Sunda, irama bunyi-bunyian angklung dan musik lain yang berasal dari bambu.

Aku, Abeng dan Adit bersama Dosbing Skripsi ku ketika sarapan di satu meja

Dan lagi-lagi, ada hal baru yang ku jumpai di Bandung. Logat dan dialek mereka cukup berbeda dengan Palembang. Beda dengan kita yang ceplas-ceplos dan terkesan nge-gas cak nak ngajak bebalah! Style bicara mereka begitu selow dan berirama mendayu-dayu.
"Maaf Kang, piringnya teh boleh saya ambil?"
Ujar salah seorang pelayan dengan logat Sunda yang begitu kental. 
Atau, seperti Jokes Sunda yang cukup viral di media sosial, "Teteh teh mau teh, teh?"
(Baca pake irama Sunda, ya!)

***

KKL hari kedua, hanya diisi dengan mengunjungi tempat wisata di Jawa Barat. Ada dua tempat yang kami kunjungi. Farmhouse Susu Lembang dan Lodge Maribaya di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Keduanya berada di luar kota Bandung.
Kami berangkat dari hotel sekitar pukul setengah sepuluh dan tiba di Farmhouse Susu Lembang sekitar pukul sepuluh.

Farmhouse Susu Lembang adalah tempat yang cukup keren, asri, sejuk, hijau, dan sangat instragam-able. Ketika masuk, kami mendapat semacam kupon yang bisa ditukarkan dengan susu. Karena aku tidak bisa minum susu, kupon itu hendak aku tukar dengan makanan lain. Namun ternyata tidak bisa wkwkwk. Alhasil, kupon itu tetap aku tukarkan dengan susu dan aku berikan ke teman.
Btw, susu ini lah yang biasa orang-orang posting di Instagram seperti gambar di bawah ini.


Hasil Googling Farmhouse Susu Lembang

Ada apa di Farmhouse Susu Lembang?
Di sini kamu bisa melihat tempat ala-ala Eropa, kandang sapi dan domba, hingga pemandangan dari ketinggian dan lain sebagainya. Ini adalah foto-foto ketika kami di sana.

Bersama Fawaz (Teman sejak SMA)
Suasana di depan gerbang Farmhouse Susu Lembang
Kandang sapi di Farmhouse Susu Lembang
Kandang domba di Farmhouse Susu Lembang
Suasana ala-ala Eropa di Farmhouse Susu Lembang

Sesaat sebelum meninggalkan Farmhouse Susu Lembang, Kiri ke kanan: Adit, Abeng, Nur, Asyef, Aku

Setelah selesai dari Farmhouse Susu Lembang, kami menuju suatu restoran untuk istirahat makan siang dan sholat Zhuhur sekaligus Ashar. Kami sholat Zhuhur di-qoshor dua rakaat, dan setelah itu (masih di waktu Zhuhur) kami sholat Ashar di-jama' dan qoshor dua rakaat juga.

Aku tidak terlalu ingat nama restoran yang kami datangi. Yang pasti, lokasinya cukup jauh dari Farmhouse Susu Lembang.
Makan siang kami hari ini berbeda dengan kemarin. Jika di hari kemarin beberapa banyak yang tidak puas dengan rasanya, kali ini hampir semua orang puas dengan rasa dan pelayanan dari restorannya.
Di sini aku baru menyadari bahwa suhu di Jawa Barat lebih dingin daripada Palembang. Ketika di toilet dan hendak ambil wudhu, ternyata suhu airnya jauh lebih dingin.
Airnya seperti air es. Jika kamu menyimpan air di kulkas dengan rentang waktu agak lama, airnya menjadi dingin, kan? Nah, kira-kira seperti itu lah suhu air di sana.
Namun aku sempat bingung, kenapa suhu air di hotel tempat kami menginap berbeda dengan suhu air di restoran ini.
Jawabannya mungkin karena di hotel mereka punya pemanas suhu.

Setelah dari restoran, kami menuju The Lodge Maribaya di Kabupaten Bandung Barat. Kami berangkat sekitar pukul dua siang dan tiba sekitar pukul tiga sore.
Ada apa di sana?
Di The Lodge Maribaya terdapat banyak spot yang begitu instragam-able. Di sana kami kebanyakan hanya berfoto dan bercengkrama.
Ini lah beberapa foto di The Lodge Maribaya.

Foto di depan toilet di The Lodge Maribaya, di sini juga terasa suhu airnya seperti air es
Pemandangan di The Lodge Maribaya
Tempat parkir di The Lodge Maribaya, nampak bahwa lokasi ini berada di dataran yang cukup tinggi
Wefie; Maya, Matin, Abeng, Aldan, Adit, Tiara, dan Aku yang paling belakang

Tiga serangkai yang menjadi rekan sekamar; Aku, Adit dan Abeng sedang memandangi masa depan #Eaa
Bersama teman-teman, jangan fokus ke jarinya, saat itu sedang musim pemilu wkwkkw
Bersama sebagian teman-teman. Belakang; Novrizal, Regitha, Lucki, Maya, Matin, Fawaz, Boni, Yogi, Arif, Tiara dan Sartika. Depan; Desliani, Tengku, Nurhasanah, Aku, Adit, Abeng.

Aku, Royhan dan Ega (Anggota Kerohanian HME)
Dua Dosen yang menemani kami KKL, Dosen Pembimbing Skripsi ku dan Kajur Teknik Elektro

Postinganku di Instagram, berlokasi di The Lodge Maribaya. Ternyata cukup viral dengan 110 likes dan 23 komentar haha. Btw, salah satu dari mereka sudah jadi istri orang, wkwwk!


Share:

2 komentar