Buku yang Aku Baca di Tahun 2020; Sebuah Pencitraan

Jujur saja, tulisan ini terinspirasi dari Mbak Lia sang Pemimpi ~ si Peri Kecil (eh, bener ga namanya?). Aku ter-trigger atas tulisannya yang menceritakan bahwa sudah baca tujuh puluh dua buku di tahun 2020, dan me-review beberapa buku yang doi baca.

Aku memang telah membaca beberapa buku di tahun 2020, walaupun tidak sebanyak mbak Lia. Aku akan membahas di sini, sekaligus buat pencitraan (sesuai dengan judul). Biar dikira rajin baca buku. Padahal, aselii nya mah kagak! Ehehe.


Foto di atas adalah rak buk milikku, tidak banyak memang isinya. Dan juga masih banyak yang masih terplastik, belum dibuka. Ada juga yang plastiknya udah dibuka, tapi belum selesai dibaca. Wowkwok.

Jadi, buku apa aja yang udah aku baca? Cekidot!


Bulan Terbelah di Langit Amerika


Buku ini aku mulai baca di bulan Desember 2019, dan selesai pada Januari 2020. Kalo ga salah sih, gitu. Harganya Rp 20.000. Aku beli di Gramedia, di rak buku diskon. Lumayan. Ini novel yang cukup terkenal beberapa tahun lalu. Sebelum membacanya, aku telah menonton film ini sebelumnya, ketika masih jadi siswa SMA. Itulah sebab aku tertarik untuk membelinya.

Buku ini bercerita tentang seorang tokoh Hanum dan Rangga (sesuai nama asli penulisnya, tapi aku tidak tahu apakah ini kisah nyata  atau tidak). Dikisahkan tentang pertanyaan Apakah Dunia akan Lebh Baik tanpa Islam? Kira-kira seperti itu. Dan di akhir cerita, terjawab pertanyaannya. Ada tokoh yang sangat membenci Islam (sebab dilatari oleh peristiwa "terorisme" 9/11), akhirnya ia tersadar. Dan tokoh Hanum, menjadi ber-hijrah. Sebelumnya tidak menggunakan jilbab, kemudian memutuskan untuk mengenakan jilbabnya.

Menurutku, bukunya cukup lambat dalam alurnya. Jadi, aku tidak terlalu menikmatinya. Aku lebih suka menonton filmnya daripada membaca bukunya. Overall, buku ini tetap menarik. Banyak hikmah yang didapat.


Strategi B25


Masih dari rangkaian buku diskon Gramedia, buku ini juga seharga Rp 20.000. Strategi mengenai bisnis properti (dan bisnis lainnya) agar bisa lebih maju dan berkembang. Banyak strategi yang diajarkan di buku tersebut. Salah satu yang aku ingat adalah, tentang hutang. Penulis buku, yang juga praktisi bisnis properti, mengatakan bahwa untuk memulai bisnis janganlah melalui hutang. Kenapa? Bisnis belum tentu laku, tapi membayar hutang adalah pasti. Kalo bisnis kita rugi, hutang tetaplah harus dibayar. Itu resiko yang cukup besar.

Di bab terakhir, dijelaskan mengenai strategi utama yang sangat menarik. Namun, aku sebagai seorang muslim, tidak bisa menerapkan strategi utamanya. Sebab, dalam kepercayaanku, ada batasan dalam berbisnis. Kami tidak bisa menghalalkan segala cara. Cara yang diajarkan di buku itu, ternyata bersistem dengan riba dan gharar. Dosa riba yang paling ringan adalah, sama dengan berhubungan badan dengan ibu kandung sendiri. Seram sekali, bukan!
So, bagiku hal ini tidak bisa ditawar. Hehehe.


Memotret Milky Way


Buku ketiga dari perburuan buku diskon Gramedia, wkwkkw. Harganya Rp 10.000. Berisi foto-foto angkasa. Menurutku foto-fotonya cukup indah, dari pandanganku sebagai orang awam dalam dunia fotografi.


Kiss The Kong


Lagi-lagi, perburuan buku diskon belum usai. Buku ini harganya juga sama, Rp 10.000. Menjelaskan tentang bagaimana strategi closing ke suatu perusahaan, dengan posisi kita adalah karyawan suatu perusahaan mitra (B2B). King kong di sini adalah boss dari perusahaan yang hendak menjadi target closing kita. 


Rentenir Penolong Pedagang Kecil


Buku terakhir dari preburuan diskon. Ekspetasi awalku ketika membeli ini adalah, pasti akan  bercerita tentang kiat-kiat menghadapi rentenir bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Aku sangat butuh asupan materi tentang menghadapi rentenir, karena aku memang berencana untuk "memerangi" riba, terutama masyarakat menengah ke bawah. Banyak yang tak faham bahwa rentenir adalah riba, dan itu tidak dibenarkan dalam agama. #Eaakk
Nyatanya? Kamu bisa lihat sendiri daftar isi dan bab pertama buku ini.



Sejujurnya, aku awalnya berniat untuk memfoto sendiri buku yang aku miliki. Karena sudah kadung kesal, kecewa dengan ini bukunay yang click-bait, aku sudah menyimpan bukunya ke gudang, bukunya tidak aku selesaikan. Aku simpan di box tempat buku-buku lama. Kemarin aku hendak mencari buku  itu, namun tidak ketemu. Jadi, aku mencari referensi lewat Google saja. Hehhee.

Well, kenapa bukunya malah bahas politik? -_-
Kemudian, isinya juga cukup tendensi ke kelompok Islam Politik yang dianggap menolak Jokowi-Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurutku adalah wajar sebagian ummat Islam menolak dipimpin oleh minoritas karena mereka mayoritas. Coba logikanya dibalik. Apakah mayoritas ummat Hindu di Bali akan menolak ataukah menerima apabila ada seorang Muslim yang ingin menjadi Gubernur di sana?


Notes from Qatar


Buku ini bukan buku diskon, tapi pemberian dari girl-friend alias teman perempuanku. Doi memberi beberapa buku lamanya kepadaku dan dengan senang hati aku terima (walaupun sampai sekarang belum semuanya dibaca). Buku ini ditulis oleh seorang blogger. Intinya, tulisan blog yang dijadikan buku. Si penulis adalah mahasiswa di salah satu kampus yang ada di Qatar. Buku ini banyak bercerita bagaimana kehidupan dan perkuliahannya di sana. Jujur, aku jadi ingin berkuliah di Qatar juga. Hahaa!


Marmut Merah Jambu


Sama seperti buku Notes from Qatar, buku ini juga pemberian dari seorang girl-friend. Tapi, girl-friend yang lain lagi. Ehehe.
Doi memberi tiga buku kepadaku, sebab katanya mau bersih-bersih rumah. Mau "membuang" barang yang tiak diperlukan, sebab mau pindahan.... Pindah ke rumah suami alias doi mau nikah bentar lagi.. ~

Salah satu cerita yang menarik dari buku ini adalah, ketika Bang Radit sedang nge-date. Kemudian, doi-nya Bang Radit bilang bahwa dia suka sekali cerita di salah satu bab bukunya, tentang bokep bokapnya dan celana dalamnya. Bang Radit jadi merasa ilfill dengan cewek tersebut. Bang Radit lebih respect sama cewek yang ngobrol tentang kehidupan yang nyata. Maksudnya, persona Bang Radit sebagai sosok yang bodoh dan kocak di bukunya, dalam kehidupan nyata belum tentu demikian.

Jadi, kalo kamu hanya kenal dengan aku melalui media sosial, yang kesannya seperti ini. Bisa jadi kalo kamu kenal dengan aku di real life, tidaklah demikian. Media sosial hanyalah pencitraan! :")


Ngenest Ngetawain Hidup ala Ernest


Buku ini adalah buku kedua (dari tiga buku yang diberi girl friend). Ditulis oleh Ernest, seorang komika beretnis Tionghoa. Berisi banyak lawakan yang menceritkan keresahannya sebagai minoritas di Indonesia. Banyak lawakan dari buku ini sebenarnya sudah aku tonton di stand-up Koh Ernest di Youtube.


Manusia Setengah Salmon


Karena sudah membaca salah satu buku Bang Raditya Dika, aku jadi kepengen baca buku belio yang lain lagi. Walaupun udah baca berulang-ulang, tetap saja ngakak.

Buku ini, adalah buku yang bersejarah bagiku. Sebab, ini adalah buku fiksi pertama yang aku beli dengan uang sendiri. Seingatku, aku membelinya ketika kelas tiga SMP. Saat buku ini baru di-launching, beberapa temanku membicarakan buku ini dan bahkan ada yang membawannya ke sekolah dan "menyombongkan" buku itu. wkwkwk. Aku hanya bisa pinjam sebentar saja. Sebab aku kesal dan tidak enak sama teman kalo pinjam terus. Jadi aku beli sendiri saja. Hahaa!

By the way, Bang Raditya Dika adalah salah satu penulis favoritku. Style cara menulisnya, sedikit-sedikit aku ikuti, walaupun tidak sama persis. Hehehe.


Pulang, Pergi dan Pulang-Pergi





Ketiga buku ini adalah buku bersambung yang ditulis oleh Tere Liye. Buku ini menceritkan suatu konflik politik dan ekonomi dunia yang ternyata dikuasai oleh hanya segelintir orang, di belakang layar. Katanya hanya ada sembilan keluarga penguasa dunia, para elit global yang merancang konspirasi di dunia. Disebut juga shadow economy.

Aku tidak tahu, bagaimana bang Tere bisa sedetail itu menggambarkan shadow economy di bukunya. Jangan-jangan, di dunia nyata beliau memang pemain shadow economy haha!
Selain ketiga buku ini, telah ada dua buku sebelumnya yang berhubungan. Negeri di Ujung Tanduk dan Negeri Para Bedebah. Kemudian, kelanjutan dari sekuel ini adalah Bedebah di Ujung Tanduk. Sungguh strategi marketing yang sangat menarik!
Oh yaa, ketiga buku ini aku baca secara online. Beli bukunya di Google Books.


Drunken Mama, Drunken Molen dan Drunken Moster




Buku ini cukup kocak, ditulis oleh dosen ITB. Pak Pidi Baiq. Karya beliau yang fenomenal selain sekuel ini adalah Dilan dan Milea (aku lupa judul aslinya gimana, wkwk).
Yang menarik dari buku Drunken Mama, Drunken Molen dan Drunken Moster adalah di akhir buku terdapat Referensi alias Daftar Pustaka, berasal dari beberapa buku Bahasa Inggris pulaak. Penulis yang sangat serius untuk buku yang tidak serius!
Oh yaa, buku ini aku baca gratis melalui ponsel di aplikasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia; iPusnas.




Merindu Baginda Nabi dan Kembara Rindu



Buku yang ditulis oleh Ustadz Habiburrahman El-Shirazy (Kang Abik). Seorang ustadz pengasuh salah satu Ponpes di Jawa Tengah, lulusan Universitas Al Azhar Mesir. Karya beliau yang tak lekang oleh zaman adalah Ayat Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih.

Kedua buku ini (bahkan buku-buku Kang Abik yang lain), punya alur yang mirip. Bercerita tentang lingkungan pesantren, keislaman, dan prestasi si tokoh utama.
Merindu Baginda Nabi menceritakan tentang seroang anak perempuan yang merupakan "anak pungut" yang diasuh oleh orang yang tepat. Akhirnya menjadi anak yang berprestasi sampai ikut program pertukaran pelajar ke Amerika dan Eropa.

Sedangkan Kembara Rindu, berkisah tentang konflik keluarga. Seorang ayah yang diam-diam berpoligami. Sedihnya, terjadi ketimpangan di sini. Anak-anak dari istri pertama hidup berkecukupan, sedangakan anak dari istri kedua hidup prihatin. Akhirnya anak-anak mereka memperebutkan harta warisan. So, buku ini bagus sebab mengajarkan bagaimana warisan yang seharusnya dibagi secara adil. Adil dalam hukum Islam yaak! :)
Sayangnya, buku ini belum selesai. Bersambung ke jilid kedua yang belum tahu kapan terbitnya.

Oh yaa, kedua buku ini sebenarnya sudah kubaca sebelumnya. Karena gabut, aku coba baca ulang. Siapa tahu dapat hikmah-hikmah baru. Fyi, untuk buku Kembara Rindu aku dapatkan saat open BO eh, open PO. Bertanda tangan sang penulis.

Terkahir, sepengamatan sotoy-ku, Kang Abik adalah kader salah satu parpol Islam, yang mana parpol tersebut baru saja mengubah logonya menjadi dominan berwarna oren.


Udah, segitu dulu yaak. Capek menatap laptop sejak pagi. Besok-besok disambung, insyaa Allah!

Bersambung..


Share:

71 komentar

  1. Wua banyak juga ya Mas Dodo bacaannyaa..
    Ngomong2 diskonan Gramedia, aku jg sering nemu harta karun di situ. Harga 10-15rb, tp ternyata pas dibaca bukunya bagus walaupun terbitan lama.
    Raditya Dika memang selalu menghibur ya bukunya, yg pertama aku baca itu dulu Kambing Jantan. Yg Mas Dodo posting itu aku blm baca..

    Aku jd penasaran baca buku2 Pidi Baiq, apalagi ada di Ipusnas. Makasi referensinya Mas Dodo 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo mba Thessa.. Apa kabar? Waah, ada penulis novel ikut komen di sini nih 😀
      Aku jadi pengen baca novel mbaknya biar bisa masuk list "buku yg aku baca di tahun 2021" 😅😅🙏

      *becanda yaaak

      Hapus
  2. Listnya buanyaaaak itu mas Dodo, salut deh ahahahaha 😆

    Jadi kangen main ke Gramedia, hunting diskonan, dulu paling sering cari diskonan komik sama buku business, karena sering dibanting-banting harganya bisa sampai 10 ribu bahkan ada yang 5 ribu 😂 Ohya gara-gara mas Dodo bahas beberapa komik, saya jadi ingat belum selesaikan komik Miiko saya 😆

    Terus terus itu buku Notes From Qatar luamaaak banget kan terbitnya, omg, jadi ingat dulu pernah beli dan baca, sudah hampir 10 tahun nggak sih itu buku, jadi flashback 😂 Dan soal Radit, sepertinya almost everyone love Radit jamannya dia masih rajin menulis buku ya ~ meski saya hanya baca beberapa buku Radit saja, yang paling saya ingat sepertinya Marmut Merah Jambu 😁

    Eniho, semoga tahun ini semakin banyak buku yang mas Dodo baca, semangat mas! 🥳

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, bener. Notes from Qatar adalah buku lama. Girl friend ku emang memberi buku buku lamanya ke aku hahaah

      Hapus
  3. Wiiiiii, banyak juga buku yang kamu baca sepanjang 2020, Doooo. Aku cuma selesai 10 buku doang. Huhuhuuuu 😭

    Yang marmut merah jambu aku punya sendiri. Tapi sepertinya udah hilang entah ke mana. Sayang banget, padahal aku suka ceritanya. Sukses bikin ngakak. 🤣

    Kalau yang manusia setengah salmon, rilisnya dulu pas aku SMA. Aku inget banget kalau harus antri panjang supaya bisa baca buku ini. Maklum, satu sekolah yang menyombongkan diri punya novel ini cuma satu orang. Jadi satu novel diperebutkan sama satu angkatan di sekolahan 🤣. Entah, akhirnya aku jadi baca novel ini apa nggak. Aku lupa.🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beeener kan, 1 buku pada sombong dan jadinya diperebutkan ahahah. Itu lah kenapa aku jadi beli sendiri, ga mau pinjam lagi wkwowwkik

      Saat itu, aku masih SMP dan mbak Roem trnyata SMA yaak. Artinya, paling tidak usia kita berbeda sekitar 3 tahun kan 😀

      Hapus
    2. Jadi hikmah yang bisa dipetik itu: "janganlah sombong karena punya buku baru kalau gak mau bukunya berakhir lecek gara-gara diperebutkan orang satu sekolahan" ya, Dooo? 😂😂😂

      Hapus
  4. kata 'sebuah pencitraannya' mengalihkan perhatianku nih do hahahahhaa

    sumpah bukunya yang point awal berats berats...kayaknya kalau aku yang baca ga bakal sanggup, kiss the kong ..strategi B25 #otaknya otak fiksi akutu..klo nonfiksi ngebul pala rasanya huhu

    e tapi yang terakhiran radit poenya ya hahahha..aku blas blom pernah baca bukune radit danntere liye dong, padahal keduanya masya Alloh tenar betul tiep di toko buku bukune selalu ada di srand paling depan, anehnya satupun buku bwlio belio ini belom pernah kubaca #sad but true wkwkwk

    kalau yang menarik dari sisi cover yang drubken drunken itu...artsy beud heeheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, udah dibilang pencitraan doang. Jadi, buku-buku yg dianggap berat diposting di sini biar dikira keren aja mbak hahahaha.
      Kemudian, "bukune" itu maksudnya "bukunya" atau gimana? Sebab "Bukune" adalah nama penerbit dari buku nya Raditya Dika ahahaa

      Hapus
  5. Dodooo, buku bacaannya banyak banget! Ini aja masih ada part.2nya lho~ ah Dodo, ini suka merendah untuk meroket 🤣

    Anyway, buku bacaan Dodo beragam sekaliii. Aku bahkan belum pernah baca buku soal bisnis-bisnis gitu wkwkwk. Dan dari judul-judul yang Dodo sebutkan di atas, hanya buku-buku Radit yang pernah aku baca. Sepertinya ini bacaan wajib seluruh umat Indonesia, nggak sih? 🤣
    Radit adalah master dalam menulis comedy dan stand-up comedy. Sampai sekarang kalau nonton videonya di youtube, aku masih suka ngakak padahal kalau dipikir-pikir itu receh banget 😂

    Terima kasih telah membuat postingan ini, Do. Ditunggu part-2nya ya 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Merendah untuk meroket apaan mbak wowkwowk...
      Aku jg sampe skrng masih setia jadi penonton Raditya Dika walopun isinya retjeh, masih aja ngakak aahahaha

      Hapus
  6. Wah... ternyata mas dodo girl-friendnya banyak *eh*

    Btw, aku baru tau dong, kalau Pidi Baiq itu dosen ITB... ^^"

    BalasHapus
  7. Buku yang dibaca selama tahun 2020 banyak banget mas. Ga cuma pencitraan aja kalau gini...hahhahaa
    Raditya dika...bukunya memang sangat menarik sih. Pernah baca yang kambing jantan. Dulu tiap sabtu nontonnya malam minggu miko. sampai saat ini masih sering nonton video standup comedy dia. Bahan candaannya memang receh dan berhasil bikin ngakak meski sudah ditonton berkali-kali...hahhahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa samaa, dulu juga aku hobi nonton malam minggu Miko di warnet haahaha

      Hapus
  8. Wih banyak sekali! Dulu waktu ikut komunita 1week1book aku lumayan rajin baca buku. Ada sekitar 30-40an setahun. Namun setelah fokus ke blog jadi jarang hehe. Jadi pengen baca serial drunken. Aku suka baca di ipusnas juga

    BalasHapus
  9. Flashback banget sama buku2nya mas Radit sama Ernest.. aku baca buku itu pas zaman SMA kayanya.. hahah 😆
    GirlfriendMu pengertian banget yah.. hahah
    Tak inget2 zaman sekolahku dulu nggk pernah ada yg ngadoin buku.. huhu.. 🥲

    BalasHapus
  10. Siiip, Do ...
    Dikiiit lagi nambah jumlah koleksi bukunya bisa buat buka usaha perpustakaan dirumah .. ;)

    Ngga ada salahnya loh bikin perpustakaan di rumah buat melengkapi usaha warung.

    BalasHapus
  11. wuidih byk amat sob buku yang di baca... dulu sih saya jg sempet suka baca2 buku novel, tp akhir2 ini justru hobi saya jd berubah, lbh suka nonton film... hehe... :D

    BalasHapus
  12. Marmut Merah Jambu ini menurutku bukunya Radit paling enak dibacanya siih... Aku dulu pas baca Kambing Jantan banyakan datarnya, tapi pas baca Marmut Merah Jambu terhibur bangeeet :)) Oh ya setuju juga sama Bulan Terbelah di Langit Amerika, baca bukunya entah kenapa ngantuk terus hahaha jadi lebih menikmati filmnya :D

    Tahun 2021 semoga bisa baca lebih banyak buku lagi yaa Mas Dodo... Atau dapet buku dari girl-friends lagi wkwkwk

    BalasHapus
  13. wah mas Dodo pecinta buku juga yahh, pemburu diskon juga haha.. keren mas lanjutkan

    BalasHapus
  14. Bacaannya variatif juga mas Dodo. Kayaknya, rekap buku tahun 2020 banyak dilakukan oleh banyak orang yah. Keren euy.

    Dari daftar bacaan mas Dodo, saya baru baca beberapa. Salah duanya dengan buku Raditya Dika dan Ernest Prakasa itu. Ohya, saya baru baca Drunken Monster. Sempat ngecek tentang dapus itu, tapi versi fisik yang saya punya tidak ada. Apakah memang hanya versi digital saja?

    BalasHapus
  15. Di opening bilang ga banyak buku yang dibaca tahun ini eh ternyata listnya panjang 😁 Mungkin harus disepakati dulu ya kak definisi "tidak banyak" itu.

    Btw beberapa dari listnya udah aku baca. Buku-buku Raditya Dika dan Tere Liye. Radit emang lawak sekali kalau nulis, lumayan penghilang stress haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah dibilang kalo ini cuma pencitraan, baca nya banyak yg tidak selesai. Wkwkwk

      Hapus
  16. wah, suka baca buku ya mas joe sampai banyak bgt buku yg dibaca. kalau saya, tahun ini jarang baca buku, krn perpus kabupaten tutup krn corona, hehe. salam kenal

    BalasHapus
  17. Gak heran sih bisa rajin nulis blog dengan karakter menulis yang unik kayak gini, bacaannya aja keren keren kayak gini :)

    BalasHapus
  18. 2021, semoga bisa kayak mas Dodo, rajin baca.. hehe

    BalasHapus
  19. Aku baru mau baca pulang-pergi, masih nunggu dikirim, karena aku nggak suka baca ebook wkk

    BalasHapus
  20. Wajar aja tulisannya bagus-bagus tulisannya kakak heeh, bacannya juga wow bejibun, thanks kak rekomended bukunya heeh, bagus-bagus dehh heeh

    BalasHapus
  21. Buku bacaannya ada yang serius, ada juga yang santai. Aku tahun 2020 ga banyak membaca buku karena sibuk urusan variasi masakan hahaha :) Buku 'Pulang' Tere Liye aku juga punya.

    BalasHapus
  22. banyak bener ini listnya, aku ga sampe segitu, astagahhh
    dan rak bukunya masih terlihat rapi, kalau punyaku sudah nggak ada rak, asal naruh di tempat rak komputer aja.
    dan sama nih, ada yang masih plastikan sampe sekarang hahaha, malah ada yang kebuka dan baru beberapa halaman aja dibacanya dan belum dilanjut. apaan coba aku ini wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha sama aja kita mbak berarti yaa. Masih banyak buku yg diplastik..

      Hapus
  23. saya ada sebuah buku Tere Liye... di sini agak sukar utk dapatkan buku dari Indo sejak Gramedia di sini ditutup...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah, masuk ke Malaysia jg yaa Cik? Untuk bahasanya, apakah tetap dalam bahasa Indonesia, atau sudah berubah menjadi bahasa Melayu?

      Hapus
  24. Kiss The Kingkong tu tampak menarik...nanti boleh buat book review nya, mas?

    BalasHapus
  25. Banyak ya daftar bacaannya. Lah saya, heemmmm. Itu mantap bener kak dodo bisa berburu buku diskonan Gramedia. Sesekali saya pernah juga sih liat diskon kayak gitu, cuman diliat aja dari jauh. Kadang mikirnya, pasti buku-bukunya yang biasa-biasa aja. Liat hasil perburuan kak dodo yang banyak bagus gitu, jadi pengen juga deh :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, ada yg bagus ada yg zonk jg tuh buku diskonan hahaha

      Hapus
  26. Wiih banyak banget nih buku yang telah dibaca, malah masih bersambung lagi
    Apalah daya yang membeli buku di awal 2018, tapi hingga saat ini masih terbungkus plastik rapi karena tidak pernah aku baca wkwkwkwkw

    Sekedar mengingatkan, di tulisan selanjutnya jangan lupa menyertakan buku-buku yang telah dibaca secara gratis ketika mampir di Gramedia hohoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga ada yg seperti itu, masih diplastik udah bertahun tahun :((

      Hapus
  27. Wow selamat yaa, selain khatam banyak buku, tapi temanya macam-macam kayak gini, bisa tune in ke semua tema, keren sekali. Saya pernah baca buku Raditya Dika dan Pidi Baiq, too bad gak cocok wkwk. Sama Tere Liye cuman sanggup satu buku aja, gak paham sama bahasanya wakakaka padahal tema shadow economy itu keknya seru yah. Target tahun ini baca berapa buku Mas Dodo?

    BalasHapus
  28. Hai kak Dodo, ini jadi komenter pertamaku di blognya kak Dodo :D

    Selamat sudah menamatkan buku-buku bacaannya di tahun 2020!!
    Wah buku yang dibaca beragam banget kak, bahkan belum pernah ada yng saya dari daftar yang sudah kak dodo selesaikan 😅, dan yang saya pernah ingin membaca karyanya Pidi baiq tapi belum kesampean, bingung mau memulai baca bukunya yang mana. Ngomong2 makasih loh kak ini bisa jadi sumber referensi bacaan saya juga, nice post kak Dodo!!😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Reka, Welcome to my channel! #eh

      Alhamdulillah kalo tulisan ini bisa jadi refrensi buat orang orang ehehe

      Hapus
  29. Masya Allah, keren. Entah kenapa aku selalu salut dan menaruh apresiasi tinggi pada siapapun yang hobi baca buku :)

    BalasHapus
  30. Balasan
    1. Menurutku iya.
      Dari buku-buku yg ditulis, aku keciren kalo itu tulisan kader PKS ahahaha.
      Di novelnya, kerap ditulis kalo tokohnya berzikir al-Ma'tsurat.

      Kemudian, dalam postingan ustdz Salim a Fillah, belio bilang kalo istrinya satu kamar dgn istri kang Abik pas nge kos.
      Biasnya kan orang pks kalo nge kos mau ke sesama mereka saja hhaa

      Hapus
  31. asli buanyaaak bgt buku yg dibaca tahun lalu yaa.. aku tahun ini baru mau mulai rutin baca buku targetnya sebulan 2 buku aja hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah ada bang Bara, halo bang. Lama tak jumpa nih hehehe

      Hapus
  32. Wahhh keren, banyak juga yg udah dibaca ya mas, thn lalu aku cuma baca 3 buku dan itu udah pencapaian terbaikku sepanjang masa loh hahahha, itupun buku parenting semua wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren kok mbak buku parenting. Biar jadi orang tua yg baik :))

      Hapus
  33. wahhhh yang pidi baik, aku pun baca.. dulu sekalian baca sama Dilan series. Lumayan bikin ketawa ketawa sendiri. Anw, diantara buku yang disebutkan di atas. Buku mana yang paling suka dan berkesan?

    BalasHapus