Ramadhan dan Quran dari si Mbak

Bulan suci yang dinantikan kini telah tiba
Ramadhan kembali hadir dengan rahmat-Nya
Rindu hati terasa menanti bulan nan indah
Yang berhias amaliyah indah dan ceria

Justice Voice - Ramadhan Kembali



Ramadhan tahun ini berbeza dengan tahun-tahun sebelumnya. Apabila tahun kemarin, kita aman sahaja beribadah, namun di tahun ini tidak dapat leluasa pun.
Betul, hampir seluruh mass media telah berkhabar macam tu. Hal ini disebab kerana virus Corona atau Covid-19.

Tagar #StayAtHome untuk penduduk dunia dan akhirat, #DiRumahAja di Indonesia, #DiRumahBae untuk warga Sumatera Selatan, hingga #DudukRumah untuk Malaysia menggema di dunia maya raya.

***

Salah satu Ramadhan terbaik bagiku adalah ketika menjadi siswa sekolah menengah atas, awal kelas XII. Begitu indah mengenangnya, sungguh manis.
Semanis senyuman si dia dari balik hijab musholla! #Eaa

Cerita bermula di tahun 2014. Saat itu tengah ada Pemilu di republik ini. Pemilihan Presiden (Pilpres) dilakukan di bulan Ramadhan, tanggal 9 Juli. Sebelumnya, Pemilihan anggota Legislatif (Pileg) telah dilaksanakan pada 9 April.

Di awal Ramadhan, kami (anggota dari Ekstrakulikuler X) mendapat undangan dari alumni SMA ku. Katanya, kami diajak pelatihan.
Tempatnya tidak jauh dari sekolah. Saat itu, aku dan beberapa teman hingga adik-adik kelas hadir dalam acara tersebut. Acaranya simpel. Kami hanya mendengar kajian dari mereka. Intinya tentang pelatihan organisasi.
Ada tiga pembicara, salah satu pembicara harusnya adalah Murabbi (mentor) ku, namun beliau tidak hadir. Jadi digantikan orang lain. Seingatku, seluruh pembicara adalah perempuan.

Salah satu dari materi hari itu, masih aku ingat sampai hari ini. Materi tipe kepribadian diri; Tes DISC. Tes ini biasanya mengukur bagaimana gaya perilaku seseorang, cara berkomunikasi, cara menghadapi tekanan dan sebagainya. DISC dikembangkan oleh William Moulton Marston. DISC adalah kepanjangan dari Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance.

Dominance (D).
Orang ini cenderung menjadi pribadi yang dominan dalam kesehariannya. Berhasrat menjadi pemimpin dan ingin mengendalikan orang lain. Selain itu, orang D suka bersaing dan ingin menjadi yang terbaik. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan baik, pantang menyerah, dan juga mandiri.
Namun, kekurang mereka adalah keras kepala, tidak memikirkan perasaan orang lain, tidak sabar dan sebagainya.

Influence (I).
Orang I cenderung mampu mempengaruhi orang lain. Biasanya, mereka senang bersosialisasi dengan orang lain alias pandai bergaul. Mereka juga supel, antusias, percaya diri, hingga pandai bicara.
Umumnya, kekurangan mereka adalah tidak teliti, ceroboh, bersikap subyektif dan sebagainya. 

Steadiness (S).
Orang dengan tipe S adalah orang yang cenderung bersifat stabil dalam hidupnya. Mereka yang bertipe ini juga tidak suka dengan konflik alias cinta damai. Selain itu, tipe ini suka langkah yang pelan tapi pasti. Orang S memiliki ciri tenang, pendengar yang baik, sabar dan jika hendak menyelesaikan pekerjaan akan sampai tuntas walaupun dalam waktu yang agak lama.
Namun, kekurangan dari tipe inni adalah mereka cenderung kaku, susah berinovasi, tidak suka dengan perubahan, suka berada di zona nyaman, dan sebagainya.
Jika kamu sudah lama mengenalku, kamu pasti faham kalau aku memang orang dengan tipe S yang sejati, wkwkk!

Compliance (C).
Merupakan jenis terakhir dari DISC. Salah satu ciri utamanya adalah, perfeksionis. Orang C sangat mementingkan keakuratan dan ketelitian. Orang tipe ini juga sangat logis, sistematis dan berhati-hati dalam hidupnya. Biasanya mereka adalah orang yang taat pada peraturan, teratur, teliti, kebanyakan punya kecerdasan yang tinggi.
Kekurangan orang C adalah sulit bekerja di bawah tekanan, tidak berani mengambil resiko, kurang fleksibel, terlalu menuntut kesempurnaan, dan sebagainya.



Materi ini cukup berguna membantuku dalam organisasi, bisnis, hingga mencari pekerjaan. Yaps, tes ini terkadang digunakan dalam rekrutmen suatu perusahaan. Sudah ada dua perusahaan yang aku ikuti tes rekrutmennya, menggunakan DISC ini.

Dalam pelatihan ini, inti yang ku dapatkan adalah cara menghadapi orang D seperti ini, bagaimana menghadapi orang I, treatment apa yang dilakukan jika bertemu dengan orang S, hingga untuk orang C apa yang harus dilakukan.

***

Beberapa hari setelah pelatihan tersebut, kami diminta untuk datang lagi. Kali ini ada materi baru. Pelatihan tersebut adalah Tahsinul Qur`an.
Intinya adalah, kami belajar bagaimana membaca Quran dengan baik dan benar. Bagaimana perbedaan ha kecil dan ha besar, bagaimana pula dengan kha yang benar. Kami pun dituntut untuk bisa membedakan pelafalan huruf alif dan huruf 'ain. Huruf tsa, sin, syin, hingga shad harus benar diucapkan.

"Salah pengucapan huruf, akan berakibat fatal. Ayat Al-Quran yang diucapkan bisa berubah arti!"
Kira-kira seperti itulah yang dikatakan oleh guru tahsin kala itu.

Oh ya, di awal aku belum cerita. Tempat kami pelatihan saat itu adalah salah satu Rumah Quran yang ada di kotaku. Di sana, kamu bisa belajar Quran hingga menghafalkannya. Jadi, tempat itu semacam pesantren, yang you know biayanya tidak murah. Kebanyakan santri di sana adalah mahasiswa. Di pagi hari mereka kuliah, sore hingga malam mereka belajar Quran. Sungguh varokah dan dunia-akhirat yang tawazun (seimbang).

Aku sungguh excited mengikuti pelatihan tahsin ini. Kenapa? Karena ilmu ini sebenarnya adalah ilmu yang mahal, namun diberikan kepada kami secara gratis. Lagipula, untuk dapat membaca Quran dengan benar adalah suatu keharusan bagi setiap muslim. Jadi, rugi sekali jika momentum seperti ini tidak dimanfaatkan dengan baik.

Kami mulai belajar dari tingkat yang sangat dasar. Kami diminta hadir ke Rumah Quran intensif setiap hari. Mulai dari jam sembilan pagi, selesai pukul sebelas.
Awalnya, ada sekitar hampir dua puluh orang yang menjadi peserta. Namun, hari ke hari terus berkurang. Hingga di akhir, telah berkurang separuh, hanya bersisa sekitar sepuluh orang saja.

Niat baik ini, pasti ada kekurangannya. Ada beberapa hal yang mengganggu konsentrasi para peserta.

Pertama, sang guru adalah seorang Mahmud Abas (mamah muda, anak baru satu). Jadi, beliau ketika mengajar sambil membawa anaknya, si dedeq emesh yang saat itu masih menjadi bayi manusia. Hal ini terkadang menganggu kami, untuk konsentrasi dalam menyimak pelajaran. Terutama teman-teman yang perempuan sibuk memerhatikan dan bermain dengan si bayi manusia.

Kedua, untuk kamu yang pernah belajar tahsin, pasti faham bagaimana proses belajarnya. Biasanya, guru mempraktekkan bagaimana pengucapan huruf yang benar. Misalnya, huruf dal. Konsepnya adalah lidah bertemu dengan gusi yang berada di belakang gigi atas. Sang guru mempraktekkan dengan sedikit membuka mulut dan bibirnya, memperlihatkan lidahnya kepada para murid.

Dan aku, seorang murid laki-laki terpaksa harus memandangi wajah cantik, mulut, lidah hingga bibir manis dari guru perempuanku itu. Itu terjadi di bulan Ramadhan!
Keetika teman-teman perempuan sibuk memerhatikan si bayi manusia. Kami, murid laki-laki, malah sibuk memerhatikan ibu dari bayi manusia! Hadeh -_-
Beruntungnya imanku saat itu kuat, tidak tegoda hal sepele semacam itu! Wwkwk

Setelah hampir dua pekan, pelajaran tahsin intensif di Rumah Quran akhirnya selesai. Hari terkahir dijadikan semacam perpisahan.
Ada hal yang cukup mengejutkan dari hari itu. Ternyata ada hadiah untuk peserta terbaik.
Aku terpilih menjadi peserta terbaik, karena tingkat kehadiranku 100 %. Ya, aku selalu hadir dalam pelatihan tahsin tersebut alias tidak pernah bolos. Kenapa? Seperti yang telah aku katakan di awal, rugi sekali jika tidak hadir karena ini adalah ilmu yang mahal.

"Ini ada hadiah untuk kalian semua, tidak seberapa. Bingkisan ini berisi buku. Setelah kalian pulang dari sini, Mbak harap selalu dibaca ya. Semoga bermanfaat!"
Salah seorang pengelola Rumah Quran, memberikan sepatah dua patah kata kepada kami di acara perpisahan tersebut. Setelah memberikan hadiah kepada kami semua yang hadir.

Ternyata, seluruh dari kami diberi hadiah berupa buku. Aku lupa judul persisnya apa. Intinya, itu adalah buku tentang pengetahuan Islam. Sedangkan aku, selain mendapat buku tersebut. Di bingkisan yang ku dapat ternyata ada mushaf Quran.


Quran pemberian si Mbak

Amanah dari sang Mbak berusaha ku jalankan. Ia berharap aku membaca buku yang telah diberikan. Dengan kata lain, Quran yang telah diberikan harus dibaca. Jangan cuma jadi pajangan.
Ya, sejujurnya ini adalah titik balik perubahan bagiku.
Sebelumnya, aku sangat jarang membaca Quran. Biasanya, aku membacanya hanya lima belas menit setiap pagi sebelum pelajaran sekolah di mulai (di sekolahku, ada program wajib membaca Quran bersama setiap pagi).
Setelah itu, aku berusaha mencoba untuk meluangkan waktu khusus. Waktu ku sendiri, bukan waktu yang wajib dari sekolah. Akhirnya, aku mulai membiasakan diri membaca Quran di waktu-waktu tertentu.

Suatu hari ketika sedang melingkar, Murabbi ku berkata, "Salah satu ciri dari pemuda yang beriman adalah, adanya Al-Quran di tas-tas mereka!"
Terjemahan dari perkataan beliau bermakna, pemuda beriman memiliki ciri membaca Quran setiap hari. Quran yang ada di tas, bukan berarti hanya disimpan untuk dijadikan jimat.
Nasihat beliau, insyaa Allah selalu ku pegang hingga hari ini.
Walaupun terkadang masih bolos membaca Quran dalam sehari, hikss.. :((

***

Mushaf Quran hadiah terus menemani perjalanan. Selalu ku bawa di dalam tas.
Hingga tahun 2017. Saat itu aku telah menjadi mahasiswa semester lima. Aku tengah menjadi panitia acara kampus di suatu tempat. Nahas, Quran kesayangan tertinggal di sana, di atas meja.

Aku bertanya kepada beberapa teman. Ada yang merespon, mengetahui keberadaan Quran itu. Katanya, Quran yang di atas meja ia amankan, ia bawa pulang karena tidak tahu siapa pemiliknya.
Beberapa hari setelah itu, kami bertemu.

Ia memberikan Quran yang ditemukan tertinggal di atas meja. Setelah melihat Quran yang ia berikan, aku sedikit kecewa. Aku katakan, itu bukan Quran ku.
Akhirnya, Quran kesayangan resmi hilang. Awalnya, aku berniat melapor polisi atas kehilangan itu, namun ku urungkan.
Aku memilih untuk membeli Quran baru.




Teruntuk Mbak-mbak pengajar di Rumah Quran, dan teruntuk Murabbi ku ketika itu.
Terimakasih telah membuka pintu hidayah kepadaku. Semoga Allah membalas kebaikan kalian!
Jaazakumullahu khayran katsiran..


Referensi :

Share:

13 komentar

  1. Masya Allah, ada hikmahnya ternyata dari khilaf mata belajar sama si ibuk guru yah. Dapet hadiah buku, buku suci pedoman hidup, Al-Quran. Bukunya bisa mengubah kak Dodo ya, dari semula ngaji karena kewajiban sekolah dan akhirnya meluangkan waktu mengaji khusus tanpa ada disuruh2...Mangats terus kak

    Oiya DISC aku pernah tes online hasilnya aku C. Orang yang perfeksionis, emang sih haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk, jangan dikira serius aku khilaf mata sama si Bu Guru, yaaak! Hehehe...

      Hapus
    2. Oh 😱
      Hahahahaa ..
      Kok bisa gitu sih 😄 ?

      Hapus
    3. Hehehe, sebenarnya ini agar cerita terlihat lebih dramatis dan.. lawak

      Hapus
  2. Aku baru tau ada bentuk lain dari test kepribadian, DISC. Jadi pen ikutan test.


    Ternyata Al-Quran itu berasal dari guru ngaji, dan diperoleh lewat Cara halal wkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo coba lah ikut tes nya, banyak kok free di internet

      Hapus
  3. Masya allah, berkesan sekali pemberian dari Si Mbak. Tapi sayang sekali qurannya ilang :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaa, sejujurnya cukup sedih krn Quran yg cukup bersejarah. Hahaha...

      Hapus
  4. Tulisan kali ini lumayan berfaedah sih. Btw aku I Loh wkwk, meskipun kita berdua mikirnya aku D wkwk. Semoga Allah segerakan membina keluarga Qurani ya do.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, aku kira kamu orang Dominance (D), ternyata Influence (I).

      Btw terimakasih atas doanya, semoga disegerakan. Aamiin. Hehehe

      Hapus
  5. Aku sih bukan di D banget wkwk. Tpi mungkin campuran ISC ya 😅. Emang sedih ya kak ketika barang berharga hilang, tp semoga diganti yang lebih baik, siapa tau gantinya hafidzhoh hueheheh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya, Quran tsb hilang di acara lomba tahfiz Quran. Apa jangan2 salah seorang peserta yang mengambil Quran itu yaa..

      Apakah, jangan-jangan............

      Hapus
  6. Akhirnya berfaedah juga tulisan kau Do.
    Di awal bahasan you malah pake bahasa Malaysia pula e? Tapi tak apalah, suka-suka engkau orang je.

    BalasHapus