Tersesat di Jakarta

“Woyy, kayaknya aku salah naik bus nih..”
Aku memberi kabar kepada teman satu kos melalui grup WhatsApp.

“Hah? Beneran, bang? Abang tadi naik bus yang mana? Aku naik bus yang paling depan. Ehm.. Coba abang share lokasi deh,” respon seorang teman seraya ia mengirim lokasi. Dan, aku pun melakukan hal yang sama. Mengirim lokasi juga.

Lokasi telah terkirim. Layar ponsel menunjukkan aplikasi Google Maps. Kesimpulannya? Fiks. Aku beneran salah bus.




Waah, kocak sekali, pikirku saat itu. Padahal, rencanaku saat itu, ketika sampai kos, langsung hendak makan karena perut sudah lapar. Ditambah lagi, di siang hari aku sudah sangat lelah dengan tugas yang nampaknya tak kunjung selesai. Menjadi bertambah-tambah laparlah perutku.

Well, rencana tinggal rencana. Bukannya makan malam ketika pulang, aku malah salah naik bus yang menjadikan aku belum sampai kos dan tidak jadi makan malam pada jam itu. Aku berada di luar kota, bahkan di luar provinsi. Wowokwkwk.

Kok bisa?
Jadi gini, simpelnya, perusahaan tempatku bekerja menyediakan bus antar jemput untuk para karyawannya. Kantorku yang terletak di sekitaran Kota Tangerang (ciyee pertama kali aku kasih tau di Blog nih), menyediakan bus dengan berbagai rute. Ke Kabupaten Tangerang, ke Bandara Halim Perdanakusumah dan ke Jakarta Pusat (Di Jakpus ada kantor pusat perusahaanku).

Aku yang biasanya naik bus tujuan Kabupaten Tangerang, malah naik bus yang tujuan Jakarta Pusat. Satu ke timur, satu ke barat. Benar-benar malah menjauh dari arah jalan pulang. Haahha.

Jadi ini salah siapa ya? Mungkin human eror, atau aku yang kurang teliti dan kurang aware terhadap keadaan sekitar. Kenapa aku tidak tanya dahulu ke sopirnya itu bus tujuan mana, dan kenapa pula aku tidak keciren dengan penumpang saat itu bahwa orang-orang di sana mukanya asing semua. Bukan penumpang biasa yang sering aku temui di bus setiap harinya.

Lagi-lagi, kok bisa??
Bus tujuan Kabupaten Tangerang itu biasa berjejer beriringan. Dan bus yang menuju Jakarta Pusat, parkir di tempat yang agak jauh. Namun, pada hari itu, bus menuju Kabupaten Tangerang dan Jakarta Pusat parkir di tempat yang berdekatan dan beriringan. Mana aku tahu bus itu tujuannya kemana. Aku tahunya, kalau parkir di situ, pasti tujuan yang biasa aku naikin.

Bus kemudian berjalan. Lima belas menit awal dalam perjalanan tidak ada yang aneh. Jalanan macet cukup parah, tidak seperti biasanya. Di sekitar menit ke dua puluh, aku mulai merasa sesuatu yang janggal. Kenapa busnya menuju jalan yang tidak biasa. Aku saat itu masih berfikir positif. Oh, mungkin karena macet, jadi sopirnya mengambil jalan pintas. Aku masih tetap stay calm sambil memakan ciki seharga seribu rupiah yang tadi siang aku beli.

Bus kemudian masuk ke tol. Sedikit terbelalak, kenapa pula bus ini masuk ke gerbang tol Benda Utama. Seingatku, jalan biasa tidak lewat sini. Tapi, lagi-lagi aku terlalu husnuzhon kepada semesta. Ini pasti sopir masih melewati jalan pintas. Namun, aku tetap harap-harap cemas.

Aku memerhatikan keadaan sekitar. Pemandangan kiri-kanan jalan benar-benar berbeda dengan biasanya. Dan yang mebuat aku terkejut adalah, ada plang petunjuk jalan yang bertuliskan “Tanjung Priok” plus tanda panah ke arah kanan. Aku mulai sadar, ini ada hal yang tidak beres. Setahuku, kalau mau ke Kabupaten Tangerang tidaklah melewati Tanjung Priok, kan?

Aku mulai bertanya dengan penumpang lain di bus, “Mas ini bus kemana ya?”
“Ini ke Tower, mas.” Oh yaa, kantor yang di Jakpus kami sebut sebagai Tower.
“Wadauh...”
“Kenapa mas?"
“Iya, saya mau ke Kabupaten Tangerang, salah bus nih”

Setelah itu, aku langsung  mengabarkan teman satu kos dan terjadilah adegan pada paragraf awal. Dan, tahukah kamu bahwa kunci kos ada padaku. Bisa-bisa mereka tidak bisa masuk hahha.

Kami kemudian berdiskusi bagaimana caranya aku pulang. Akhirnya dapat. Menurut info dari seorang teman (dia juga bertanya kepada orang lain), aku harus naik ojek dahulu ke Terminal Grogol. Kemudian, dari Grogol ada minibus atau travel menuju Kabupaten Tangerang.
Oke, aman. Aku sudah punya planning ke depan harus gimana.

Ketika akhirnya bus yang aku tumpangi tiba di kantor Jakarta Pusat, aku langsung mendatangi sopir, “Pak saya salah naik bus. Masih ada gak ya bus ke Kabupaten Tangerang malam ini dari sini?”

Sang sopir terkejut, mungkin ini adalah penglaman pertama baginya, ada penumpang yang salah bus.

“Kenapa kamu tadi sebelum naik tidak tanya dulu?” Beliau dengan sigap membuka ponselnya dan mengecek grup WhatsApp nya. Grup yang isinya para sopir di perusahaan ini, “Tadi ada sih yang berangkat ke sana, tapi kayaknya sekarang udah jauh,”

Kemudian, sang sopir turun dari bus. Aku mengikuti dari belakang.
Beliau berdiskusi dengan teman-temannya, sesama sopir, sambil menjelaskan bahwa ada seorang penumpangnya yang salah bus.

“Ada mas, tapi nanti sekitar jam sembilan malam pulangnya. Ada tiga mobil. Sekarang mereka sedang rapat. Tunggu aja,” kata teman sang sopir.
“Siapa saja drivernya?”
“Ada si A, si B, sama si X kang..”
Aku langsung nyeletuk, “Mas X itu tetangga saya, pak!”
“Yaudah, coba aja kamu hubungi dia. Dia ada di atas kok.”

Sayangnya, aku tidak mempunyai nomor ponsel beliau. Namun, tenang saja. Aku memanfaatkan jaringan yang aku punya dan akhirnya mendapatkan nomor beliau.

Satu masalah sudah selesai. Aman. Aku tinggal menunggu mas X saja untuk pulang. Sekarang saatnya shalat Maghrib. Sesibuk apapun kita, jangan sampai lupa beribadah yaak guys! #Eaakkk

Baru sekira jam setengah delapan malam, aku akhirnya bertemu dengan mas X. Dia bilang, “Ayo pulang!”
Untung saja tidak pulang jam sembilan yaa. Ternyata lebih cepat dari perkiraan. Dan, lagi-lagi, untung saja tetanggaku sedang berada di sana. Ini tetangga persis di sebelah rumah. loh. Kami tinggal di nomor 13, sedangkan mas X tinggal di nomor 12. Kebetulan Qodarullah sekali, yaak!
Orang Indonesia mah gitu, selalu ada untung di setiap musibah.. Hehhee..

Akhirnya, aku pulang dengan selamat dan tiba di kos sekira pukul sembilan malam.

Apabila hari esok telah datang, cerita bahwa aku salah naik bus menjadi tersebar ke banyak orang di kantor. Dan orang-orang bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Kok bisa?”
Yaa, jadi aku harus bercerita dengan cerita yang sama untuk beberapa kali di hari itu. Huuuhuu...

Share:

14 komentar

  1. Do, kok bisaaa? Hahahha, ikut2an kaya orang2 yg pd nanya kok bisa 😂
    Tp bener loh do, ada untungnya nyasar masih arah perusahaan jg jd ada yg bs ditebengin balik. Klo aku dulu awal2 di jakarta malah tersesat krna salah naik bus transjakarta 😅 Mana udah malem jg n ga kebagian duduk saking penuhnya. Hehehe..

    BalasHapus
  2. Do Kok bisa?? 😅😅😅 *Sambil natap ke diri sendiri.. 😅
    Aku udah khatam banget kalau kesasar di Jakarta.. mau dimana aja. Kalau ditinggal sendirian di sana pasti kesasar. Lah jangankan di Jakarta. Di Kota tempatku tinggal aja. Kadang aku masih bingung nyari belokan yg mana.. maklum buta arah anaknya 😁😁
    Malah baru2 ini kesasar di Mall.. wkwk

    BalasHapus
  3. yaampun mas Do. kalo aku jadi kamu mungkin udah panik duluan dan keringet dingin haha
    nggak mau nanya, kok bisa? juga deh ntar ditimpuk 🤣
    aku juga pernah sih salah naik bus. mau ke jogja eh masuk ke yang mau ke semarang haha
    untungnya belum sampai berangkat. kalo udah berangkat mah nggak lucu karena aku berangkat malem nggak kebayang ntar di sana gimana 🤣🤣

    seenggaknya meski jadi banyak ditanyain, mas Do bisa pulang dengan selamat yaak hihi

    BalasHapus
  4. Luh lagi ngeliatin muka cewek kali Do, Jadi sampai lupa bus mana yang harus dinaiki.🤣🤣🤣


    Tangerang & Jakarta mah deket Do..Jadi nggak usah panik yang penting punya Duit Do...Dijakarta mah yang penting duit Do..🤣🤣🤣


    Tangerang tempat ente ngekost daerah mana Do? Karawaci apa kota Bumi atau lebih keplosok lagi Do..

    BalasHapus
  5. Tidak apa-apa kesasar do, hitung-hitung jalan-jalan ke Jakarta gratis.😄

    Untungnya perusahaan gede ya jadinya ada bis antar jemput, kesasar juga aman, kalo aku dulu waktu kerja pakai motor masing-masing.

    BalasHapus
  6. Waduh Do, kok bisa????? 😝

    Di setiap musibah pasti ada untungnya ya hahaha Untung saja masih ikut bus kantor. Kalo bus umum mah uda riweuh ya pulangnya hahaha Aku kesasar di Jakarta itu pas naik busway. Salah masuk bus jadi turun di next halte, balik lagi deh ke halte awal wkwkwk Buang-buang waktu aje dan ongkos tentunya 😂

    BalasHapus
  7. Orang Indonesia itu banyak untung. He he ...untung tidak si nenek ini yang salah naik bus. Kalau iya. Keringlah air mata tuanya mengucur membasahi pipi. Selamat malam, ananda Dodo

    BalasHapus
  8. Faktor anua ya, biasanya bis nya berjajar agak jauh tapi kali ini agak dekat, hehe.. ini bisa jadi alasan kalau teman sekantor nanya, tinggal bilang aja gara2 bis yg tadinya jauh kok parkir di dekat wkwk!

    Tapi gapapalah hitung2 jalan2 keliling kota walau lapar 🤣🤣

    BalasHapus
  9. Pasti bisnya ga punya kenek teriak, TOWER TOWER TOWER ...

    BalasHapus
  10. Lah kok bisa mas? Wkakakak.
    Akupun sering liat orang tersesat kalau lagi di stasiun ataupun halte busway hahaha, kalau aku tipe kalau mau kemanapun harus tau naik apa, berhenti dimana dll, persiapan harus lengkap & pasti pokoknya hihihi

    BalasHapus
  11. aku pengen ketawa tapi takut dosa
    tapiii kalau aku masih asing di suatu wilayah, kayaknya bakalan ketar ketir tapi harus nampilin cool gitu, biar nggak dikira ketakutan banget, apalagi kalau untuk ukuran jakarta, aku mana hapall
    kalau aku orang jakarta asli, pasti akan biasa aja
    untung bangettt itu mas Do ketemu tetangga sebelah rumah persis, lucky banget wes pokoke

    BalasHapus
  12. Hahahaha.. udah deg-degan juga bacanya, syukur Alhamdulillah masih bisa pulang bareng tetangga, ya Do.. Gak kebayang malem2 mesti nyari bus lain lagi

    BalasHapus
  13. Kok bisa sih, dooooooo 🤣🤣🤣. Duh, jadi ketawa kan 🙈. Maaf ya, doooo. Hehehe.

    Kayaknya kamu orang pertama di sana yang salah naik bus, ya. Tapi gakpapa, biar para driver ada pengalaman membantu para insan tersesat, eh, maksudku salah bus seperti kamu. 🤣

    BalasHapus