Akhirnya Kena Juga!


Dari judul dan gambar pada thumbnail di atas, aku rasa kamu sudah bisa menebak alur cerita postingan ini. Yaa,aku akhirnya terkena Corona, haha.
Ketika postingan ini di-publish, ini adalah hari ketujuh aku melakukan isolasi mandiri. Tepat satu pekan. Insyaa Allah tiga hari lagi selesai.

Bagaimana keadaanku? Alhamdulillah baik-baik saja. Tidak terlalu parah. Tapi tetap saja tidak boleh menyepelekan. Yang aku rasakan saat ini, “hanya” batuk ringan saja. Tidak lebih. Tidak parah atau sampai drop seperti yang ada di berita-berita ketika orang terinfeksi virus ini.
Sekali lagi, alhamdulillah.

Kok bisa? Beberapa orang sempat bertanya mengenai itu kepadaku.
Yaa, jawabannya simpel. Bisa saja, ehehe.
Ibaratnya, kita sudah ber-ikhtiar semaksimal mungkin. Ketat melaksanakan protokol kesehatan, selalu pakai masker, selalu cuci tangan (tanganku sekrang sampai-sampai menjadi sangat halus, kalau tidak percaya, sini genggam erat tanganku hehe) dan sebagainya.

Well, menurutku, aku dan mungkin banyak di antara kita cukup ketat ketika di luar dan bertemu orang luar. Namun sangat longgar ketika berada di dalam rumah. Padahal, mungkin, bisa jadi, dari dalam rumah itu lah justru kita bisa tertular.

Cerita bermula sekira hari Rabu dua pekan lalu, teman satu kos mengalami demam. Satu hari setelahnya, Kamis, teman yang satu lagi ikut-ikutan sakit. Dan di hari Jumat, aku menyusul ikut sakit pula. Satu rumah, kami ada orang tiga. Tiga-tiganya sakit semua! 😄

Untungnya, saat itu aku yang sakitnya tidak terlalu parah (dasar orang Indonesia, sudah sakit, masih saja ada untungnya!). Hanya demam dan sakit kepala sedikit saja. Dari pagi hari menjelang siang. Ketika adzan berkumandang, aku telah memastikan tempat di masjid. Aku masih kuat untuk shalat Jumat loh saat itu, wowkwok.

Di hari Sabtu dan Ahad. Keadaan dua temanku masih cukup tepar. Mereka hanya berguling-guling di atas kasur. Aku secara tidak langsung yang melayani mereka. Aku sendiri yang memasak nasi, aku yang keluar membeli makanan, dan sebagainya. Coba lihat, aku sebenarnya nampak sehat-sehat saja, bukan?

Di hari Senin, satu teman sudah masuk ke kantor. Sedangkan aku, sebenarnya masih belum fit. Karena sepanjang hari masih batuk-batuk terus. Aku memutuskan untuk WFH (karena memang saat itu adalah jadwalku untuk WFH). Teman yang satu lagi, masih sama seperti hari kemarin. Dia masih belum punya tenaga yang cukup.

Sekira jam sepuluh pagi, dia bilang kepadaku, “Mas Dodo, gimana kalo kita swab antigen saja?”

Aku mengiyakan ajakannya. Sebetulnya, sudah dari kemarin kami saling curiga. Jangan-jangan salah satu di antara kami ada yang positif Covid. Teorinya simpel saja, kok bisa satu orang demam dan flu, yang lain cepat sekali tertularnya. Padahal, kalo demam "biasa", tidak secepat itu, kan.

“Aku sekarang sudah hilang kemampuan untuk mencium aroma. Sebenarnya dari kemarin sih, mas..” teman satu kos itu baru saja membuat pengakuan yang membuatku tercengang.

WOYY KENAPA KAU TIDAK BILANG DARI KEMARIN! DI RUMAH AKU TIDAK ADA MENGGUNAKAN MASKER WOYY! HAHAHA -_-

Setelah dia memberi pengakuan, aku mulai agak menjaga jarak dengannya, dan mengenakan masker di rumah (walaupun sudah sangat terlambat haha).

“Ayo kita ke klinik. Mau naik sepeda atau jalan kaki, nih?” ajakku kepadanya.
Jawabannya gimana? Tentu saja tidak keduanya.

Dia masih tidak kuat untuk berjalan kaki atau bersepeda sejauh itu (padahal tidak jauh, sih, hanya sekitar satu setengah kilo meter).
Maka akhirnya aku mencari pinjaman motor ke teman yang lain. Sebut saja namanya Zul. Tentu saja, aku menjelaskan maksud dan tujuanku, bahwa aku hendak meminjam motor untuk swab antigen yang ada kemungkinan hasilnya bisa saja positif. Jadi, supaya orang yang punya motor nyaman, apakah mengizinkan atau tidak jika motorya aku gunakan.
Setidaknya, kalau kami ada yang positif, Zul harus membersihkan motornya dengan cairan disinfektan, hiiihi.

Long short story, kami telah berada di klinik dengan menaiki motor milik Zul. Setelah antre dan hidungku dicolok, hasilnya kemudian keluar. Dari satu kloter, namaku yang pertama dipanggil. Deg..

“Mas Dodo ada keluhan apa sebelumnya?” Seorang petugas, nampaknya perawat, bertanya tanpa basa-basi kepadaku. Aku kemudian menjelaskan keadaan diriku. Sempat demam, kemudian radang tenggorokan, flu dan batuk.

Setelah aku menjelaskan, tanpa tedeng aling-aling, sang perawat dengan mantap mengatakan, “Masnya positif Covid. Setelah ini ke ruangan sebelah yaa.”

Karena aku memiliki jiwa kepo yang tinggi, aku bertanya keadaan temanku apakah dia positif atau tidak, “Kalau teman saya positif atau negatif, mbak? Saya satu kos dengan dia.”

“Siapa namanya?” tanya si perawat. Aku memberi tahu nama temanku, seraya menjelaskan keadaannya bahwa dia kehilangan kemampuan untuk mencium aroma.

“Kalau dia negatif, mas. Dan kenapa bisa hilang kemampuan mencium aroma, nampaknya dia kemarin juga positif covid. Namun sekarang sudah berangsur sembuh. apabila dia dites PCR, bisa saja hasilnya positif.”

Aku mengangguk pelan, seolah tidak sepakat kenapa hanya aku yang positif dan temanku yang negatif. Padahal secara fisik aku sehat-sehat saja, sedangkan dia yang sejak kemarin hanya tiduran di atas kasur saja. Hahaha.

Dari ruangan dokter, aku mendapat titah untuk melakukan pertapaan di dalam gua isolasi mandiri selama sepuluh hari.  Aku juga mendapat resep untuk kemudian dibawa ke apotek. Cukup mahal obatnya untuk anak kos seperti aku, walaupun sebenarnya tidak mahal juga sih. Hanya delapan puluh sembilan ribu ruiah, total belanjaanku di apotek saat itu.

Bagaimana dengan temanku? Sebab dia kehilangan kemampuan untuk mencium wanita aroma, dia juga berkonsultasi ke dokter di klinik dan mendapat resep obat. Namun, ketika di apotek, dia punya obat total harganya jauh lebih mahal. Dua ratus lima puluh ribu rupah.

Apa yang terjadi selanjutnya?
Aku menghubungi managerku, mengabari bahwa aku terkonfirmasi positif covid. Kemudian aku mengabari orangtua, dan, aku juga mengabari si dia. Tapi entah kenapa, aku punya salah apa sama dia, responnya saat itu biasa saja. Oh yaa, aku lupa. Aku bukan siapa-siapa baginya. Ahahahaa.

Kembali ke manager.
Sebakda mendapat kabar dariku, beliau memberi kabar di grup bahwa aku terkonfirmasi positif Covid. Sontak saja, si Zul langsung menghubungiku, “Do, kamu positif ya?”

“Iya nih, motormu jadi gimana? Udah buat aku aja yaak, ahaha!” aku membalasnya dengan sedikit berkelakar.

Selain itu, aku juga mengabari seorang seniorku di tempat kerja. Beliau adalah orang yang sering menjadi tempat bertanya, meminta tolong dan sebagainya ke beliau. Beliau juga pernah terjangkit Covid, bahkan sampai dua kali. Jadi, fikirku pasti dia sudah sangat berpengalaman, hehe.

Beliau yang mengurusi pernak-pernik isolasi mandiriku. Beliau menghubungi Bapak A, Bapak B, menghubungi RT juga (Ketua RT kebetulan teman beliau, karena di lingkungan tempatku tinggal, semuanya adalah karyawan di perusahaan yang sama).

Singkat cerita, aku mendapat tempat isolasi mandiri di mess milik perusahaan. Messnya bagus, rapi, bersih. Ada AC, dan televisi. Di kamar mandi bisa air panas pula. Makan tiga kali sehari pun didapat secara cuma-cuma. Alhamdulillah kantongku aman sepuluh hari ke depan. Hehe.

Apalagi yaa ceritanya? Hmm.. mungkin sampai di situ saja untuk kali ini.
Besok udah mau Lebaran Idul Adha, dan aku masih sama seperti lebaran Idul Fitri dua bulan lalu. Masih saja merasa kesepian. Sendirian.
Hehhe.

Jabodetabek, 19 Juli 2021
Dalam kamar isolasi mandiri, ditemani sayup-sayup takbiran Idul Adha..

Share:

45 komentar

  1. Syukurlah tidak terlalu farah dan beberapa hari lagi bebas isolasinya, agàk bikin terharunya juga bacanya, seolah merasakan bagaimana kalau diri yang kena, pasti bakal dag dig dug rasanya, tapi tetap semangat mas dibawa becanda aja seolah tak terjadi apa2, hehe.. insyaAllah semangat bisa bikin imun jadi anu dan bikin cepat sembuh. Btw BCL kena juga lho, bayangin aja seolah di isolasi bareng BCL berdua, hihi 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan muhrimnya kang jaey, mungkin maunya Dodo isolasi mandiri bareng kang jaey.😁

      Hapus
    2. Wowkwkk... mantepp juga kalo isolasi bareng BCL 😂😂

      Hapus
  2. Semoga lekas sembuh ya mas Dodo, memang penyakit tidak tahu datangnya, kita sudah berusaha agar tidak kena, rajin pakai masker, rajin cuci tangan, hindari kerumunan tapi tetap kena juga.

    Alhamdulillah keadaannya tidak terlalu parah, semoga beberapa hari lagi sudah negatif korona. Tapi biasanya awal awal tidak akan bisa mencium bau, setelah itu mulai bisa mencium bau tapi agak aneh, lidah juga buat makan rasanya hambar, tapi insya Allah nanti normal lagi.

    Tetap semangat.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kemampuan mencium tidak hilang kok om. Hanya saja, tidak ada yg mau aku cium saat ini #ettt dah

      Hapus
  3. Semoga cepat sembuh Do 🙏🏻 bersyukur sekali bisa isoman di mess kantor yang nyaman dan ada yang bantu urus makanan. Semoga semua cepat berlalu ya Doo. Selamat Hari Raya Idul Adha juga 🙏🏻🙏🏻

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah.. ikut senang dngernya kalau dapat tempat Isoman yang enak. Gws Do.. 😊

    Tapi benar. Kebanyakan yg aku kenal. Itu covid lebih banyak nular di antara keluarga. Satu orang sebagai carrier, terus nularin ke orang lainnya. Dan ini cepat banget.

    Semoga nnti segara mendapatkan hasil yg negatif ya Do.. 😄 Aminn

    BalasHapus
  5. Ikut nyimak ya? Semoga pandemi cepat berlalu

    BalasHapus
  6. hari ini sudah tanggal 22, sudah selesai dong ya isomannya?? semoga sudah lebih enakan dan membaik ya Do! Yang penting tetap semangat, kan uang jajan utuh hahaha

    BalasHapus
  7. Semoga aja pamdemi ini cepat berlalu😌

    Yuk mas mampir di blog saya🙏😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa semoga segera berlalu.. Btw salam kenal jg kak 😀

      Hapus
  8. Dodo, Cepet sembuh yaaaa. Semoga bisa Cepet negatif lagi. Dibawa happy aja, biar imunnya ga drop. Untung banget bisa isolasi di mess kantor ya dan makanan dijamin. Jadi bisa lebih tenang. Semangaaaat dodo :D. Insya Allah sembuh :)

    BalasHapus
  9. ternyata tebus obatnya murah ya do, yang mahal tes swab atau pcrnya ya..

    telaten juga dodo ngrawat teman waktu sakit..semoga dodo dan temannya lekas membaik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mbak.. Namun, alhamdulillah nya lagi, antigen nya gratis di klinik kantor 😀

      Hapus
  10. kaka Dodo kita samaan, cepet sembuh juga ya
    buat hepi hepi, makan yang sehat, sayur, buah

    BalasHapus
  11. Cepet pulih ya, Do. Hebat euy bisa kuat gitu, aku 2x kena sampe seminggu masih tepar tak berdaya.. Hahahaha.. Habis ini jaga pola makan dulu ya, jangan makan yang pedes2 atau terlalu berminyak, dan jangan telat makan, karena adekku kemarin kelar isoman malah lambungnya bermasalah.

    BalasHapus
  12. semoga lekas sembuh ya mas
    mikir yang seneng2 aja
    emang makin ngeri ini corona
    kemarin di keluargaku juga ada kluster
    untung pas swab aku masih negatif tapi ya parno juga lama lama

    banyak makan bergizi mas berjemur juga

    BalasHapus
  13. kata seseorang, Pada akhirnya kita itu tinggal menunggu giliran saja:". Syafakallah kak

    BalasHapus
  14. semoga sekarang sudah sehat y mas

    sekarang ini kalau kata saya tinggal nunggu waktu untuk terpapar covid sih
    klo enggak sekarang mungkin besok kenanya

    BalasHapus
  15. Wahhh semoga lekas sembuh ya mas, sehingga bisa melakukan aktivitas lain dan bekerja..

    BalasHapus
  16. Cepat pulih ya Do, saya juga kemarenan kena anosmia, cuman saya nggak test sih, jadi ga tau positif atau gimana.

    Meskipun demikian, saya langsung isolasi diri di kamar, ga ketemu anak-anak langsung.

    Kalau saya gejalanya batuk pilek, meriang, badan kek digebukin, tulang-tulang sakit.
    Untung nya sih ga ada sesak

    Dan sama juga kesal, nanti saya anosmia baru paksu jujur, kalau kemarenan dia juga anosmia.
    Duh bete 😅

    BalasHapus
  17. Kak Dodo, lekas sembuh ya.. Kak Dodo, meski sakit masih bisa bercanda juga ternyata hahaha..

    Aku malah baru-baru kemarin kehilangan nenek karena covid. Hft, semoga kita semua dalam lindungan Tuhan YME selalu, ya Kak..

    Stay, safe Kak Dodo :)

    BalasHapus
  18. Syukurnya nggak terlalu parah ya Mas.
    Semoga kita tetap baik-baik aja ya melewati pandemi ini. Aamiin...

    Emang bener sih, penyebaran paling rentan itu dari orang-orang terdekat kita.

    Eh.. Tapi yang si dia nggak nganggap kita yang terdekat tuh, gimana dong? 🤭

    BalasHapus
  19. Semoga mas dodo sudah sembuh dan dalam keadaan yang bugar.
    setuju sih, lingkungan terdekat emang lebih rawan untuk penularan dan seringnya malah terabaikan. :D

    Dia ga usah terlalu dipikirin mas dodo. yang penting pikirin dulu sendiri aja. Dia memang seperti itu :D
    Sehat-sehat terus mas dodo :D

    BalasHapus
  20. selalu renyah baca tulisan Mas Dodo. Udah sehat kan mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah sehat, bahkan dompetnya juga sehat karena tanggal muda.😄

      Lho, kok aku yang jawab.😂

      Hapus
  21. Kalau sekarang udah sehat kan, Dooooo? Makan yang banyak, jaga kebugaran, dan bahagia terus ya, Do. Biar sehat-sehat terus untuk selanjut-selanjutnya. 😄

    BalasHapus
  22. Wah pengalaman yang mirip kang. Saya juga menghabiskan malam idul adha dengan isolasi mandiri di rumah saja. Sedih rasanya tak bisa mengikuti salat idul adha selagi hanya bisa berbaring di tempat tidur

    BalasHapus
  23. Sehat selalu ya mas Dodo. Jangan lupa makan yang banyak biar imun tubuh naik. 😄

    BalasHapus
  24. Alhamdulillah pastinya sekarang sudah kembali sehat. Iya kan?

    BalasHapus
  25. Akhirnya kena juga ya, kayanya sekarang terkena covid soal waktu aja ya. Keluargaku juga giliran kena. Tapi aku ngakak sih bagian hubungi si dia, eh lupa dia buka siapa siapa ya? Hahahah

    Kakak iparku mirip temen kang mas Joe, gejalanya parah tapi pas swab negatif. Eh istrinya yang gak ada gejala malah positif, hahahaha

    BalasHapus
  26. wah mas Do, sekarang keadaannya gimana udah baik-baik aja kan ya? semoga nggak ada gejala long covid ya 🤲🏽
    iyaya kadang kalau di dalam rumah merasa aman jadi nggak pakai masker
    apalagi kalau ada sodara atau tamu dateng jadi merasa menyepelekan huhu
    semoga kita semua selalu sehat yaa

    BalasHapus
  27. Do, apa kabar sekarang? Mudah2an udah kembali sehat n pulih seperti semula yaaa... 🙏

    BalasHapus
  28. 5 videos from 'betting-pods' - Videoodl.cc
    5 videos from 'betting-pods' from youtube converter 'betting-pods' - Videoodl.cc. YouTube's free videos on YouTube.

    BalasHapus